Kamis, 08 Maret 2012

PETUALANGAN DI PULAU HANTU PART. 2


(Continued from part. 1)
Ting tong ting tong... Jam kuno di vila berbunyi tanda hari sudah petang... Pukul 18.00, seharusnya rahmi sudah menyiapkan makanan untuk teman2nya, tapi dia tidak ada...
"Duuh... Rahmi mana seh? Laper neh..." Keluh patton,
"Iya nih... Aku cari rahmi dulu y?" Pamit oik sambil berlalu menuju ke dapur. Di dapur, oik tidak menemukan siapapun... Oik bingung dan mengira2 "Mungkin Rahmi ada di taman belakang nyariin abner... Coba aku liat dulu ah"
Oik pun berjalan ke pintu dapur, berputar2 mencari rahmi di taman belakang.
Sementara itu, di meja makan... Wajah Patton terlihat memucat, obiet yang menyadari hal itu langsung bertanya ke Patton dengan agak cemas
"Kamu kenapa ton?"
"Em... Gak apa2 kok Biet, aku cuma agak pusing dikit..." jawab Patton
"Ooh, tapi kamu beneran nggak apa2 kan?" Tanya obiet sekali lagi memastikan keadaan patton.
"Iya, biet... Gak apa2... Kalo gitu, aku masuk ke kamar dulu ya?" Patton lalu berdiri, meninggalkan teman2nya. Tapi, sebelum Patton masuk ke kamar, dia ambruk.
"PATTON!!!" teriak Obiet.
Obiet dkk bergegas menghampiri Patton
"Ton, kamu gak apa-apa? Ton?" agni mencoba membangunkan Patton.
"Kita bawa ke kamar aja..." Usul Obiet.
Obiet, Cakka dan Irsyad pun mengangkat Patton yang pingsan ke kamar diikuti Agni yang langsung mengambil minyak angin di kantong tasnya.
Di kamar, Agni mengusap hidung patton dengan minyak angin.
Tak lama, Patton membuka matanya...
"Temen2... Aku... Kenapa?" tanya patton dengan lemah dan terputus2.
"Kamu lagi di kamar Ton. Mang sebenarnya kamu kenapa sih? Kamu sakit?" tanya Irsyad khawatir.
Patton memalingkan wajahnya lalu berkata "aku sebenarnya sakit Maag... Tapi, aku nggak mau ngerepotin kalian"
"Aduh, Ton... Kalo cuma gitu, kamu kan bisa bilang ke kita... Kita bisa nyariin buah diluar buat kamu..." Kata Agni lembut.
Patton terdiam mendengar Kata2 Agni yang 'tidak biasa'
Tiba2 oik melabrak masuk kamar cowok
"Temen2, Rahmi hilang...".
Sontak semua anak yang di kamar langsung terbelalak mendengar kata2 oik...
"Kamu... Yakin Ik?" Tanya Irsyad
"Kalo aku nggak yakin, aku nggak bakal ngasih tau kalian hal penting kayak gini!"
Obiet berpikir sebentar
"Kamu udah nyari dia dimana2 kan Ik?" tanya Obiet yang langsung dijawab dengan anggukan kepala oik.
"Gimana kalo kita nyari Rahmi? Abner juga kan belom pulang... Sapa tau aja mereka tersesat di hutan atau apa gitu..." Usul Cakka
"Oke... Kalo gitu, aku ma cakka nyari rahmi ma abner. Kalian jagain patton ya?"
"Oke deh... Tapi, kalian hati2 ya? Jangan sampe tersesat" Jawab Irsyad
"Iya... Eh, kalo misalnya Patton mau makan, di dapur ada mie instant. Bikinin buat dia ya?" Kata Cakka sambil melangkah keluar kamar
"Yup. Hati2 ya Cak, Biet" Kata Irsyad, Agni, dan Oik kompak.
Cakka dan Obiet pun keluar vila, pertama2 mereka mencari di pantai dengan senter.
Lalu obiet melihat sebuah benda yang berkilauan.
"Cak... Liat deh... Ini... Bukannya liontin Rahmi?" panggil obiet sambil memperlihatkan liontin putih yang memiliki inisial huruf R.
"Iya, biet... Ini punya Rahmi... Artinya dia ada deket sini dong..." respon cakka.
Obiet mengangguk.
Obiet dan cakka pun melanjutkan pencarian mereka.
Di vila, agni sudah memasakkan Patton mie instant.
"Ton, makan dulu gih" tawar Agni.
"Iya, makasih ya Ag..." Patton lalu mencoba duduk ditepi kasur, lalu memakan mie instant dengan lahap. Setelah makanannya habis, Irsyad menyuruh Patton untuk tidur, jadi patton langsung tidur... Karena tidak ingin mengganggu Patton, Irsyad, Agni dan Oik keluar kamar.
"Cakka ma Obiet kok lama siih?" Gumam Oik Khawatir.
"Mungkin mereka nyarinya jauh kali" Timpal Agni berusaha positive thinking.
"Aku... Cari mereka gimana?" usul Irsyad,
"eh, jangan syad... Jangan ninggalin kita" Oik menahan Irsyad dengan wajah yang memelas.
Irsyad yang melihat wajah memelas oik langsung kembali duduk ke tempatnya semula.
Di tempat lain di pulau, tepatnya di hutan... Abner terlihat mematung terikat di pohon beringin yang besar, tak ada satupun tanda2 Kehidupan dalam tubuh Abner... Apakah dia sudah meninggal? Entahlah... Kita hanya bisa berharap pada orang yang akan menemukan Abner.
Di sisi lain pulau, tepatnya di pantai timur pulau yang jauh dari vila... Terlihat tubuh Rahmi tergolek lemah di pesisir pantai, tubuhnya tersiram ombak laut. Tak jelas apakah rahmi masih hidup atau tidak...
Malam semakin larut, tapi Cakka dan Obiet belum juga menemukan Rahmi dan Abner. Sepertinya mereka berdua kelelahan... Akhirnya mereka berdua memutuskan untuk kembali ke vila dan melanjutkan kembali besok...
Namun, apa yang mereka temukan di vila setelah mereka sampai? Tak ada seorangpun di sana...
"Agniii! Irsyaaad!! Oik! Patton!!!" Obiet dan Cakka berteriak2 memanggil teman2 mereka, tapi tak ada jawaban... Yang ada hanya gema suara mereka di dalam vila.
Cakka dan Obiet saling bertatapan.
"Biet... Kayaknya... Ada yang aneh deh..." Kata Cakka
"Iya... Kayaknya... Ada 'sesuatu' yang menolak kita di pulau ini"
Cakka dan obiet terdiam lama sekali... Tak ada satupun kata yang dapat mereka keluarkan dari bibir manis mereka...
Tiing tong tiing tong
Bunyi jam di vila mengagetkan cakka dan obiet yang langsung membuat mereka terlompat kaget...
"Cak..." Obiet menyenggol cakka
"Ada apa?"
"I...i...i...itu... Apaaan?" Obiet menunjuk seseorang yang cantik bergaun putih namun wajahnya penuh darah melambaikan tangannya ke Obiet dan cakka sambil melotot dan tersenyum mengerikan...
Cakka dan Obiet tercengang melihat 'wanita cantik' itu...
Obiet dan Cakka bermaksud lari sekencang2nya, tapi Kaki Obiet dan kaki Cakka bagai disihir jadi batu, tidak dapat bergerak...
'wanita cantik' itu perlahan bergerak mendekati Obiet dan Cakka yang tak dapat bergerak dari tempatnya.
Obiet dan Cakka menelan ludah ketika 'wanita cantik' itu sudah ada di hadapan mereka, 'wanita cantik' itu menatap cakka dengan matanya yang mengerikan, lalu tersenyum... Tangannya yang tertutupi gaun 'putih' meraih leher cakka.
"AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAH!" teriak Cakka ketika tangan 'wanita cantik' itu mencekik leher cakka.
Obiet hanya bisa terdiam, wajahnya memucat melihat cakka yang dicekik. Ingin rasanya tangan obiet memukul 'wanita cantik' itu, tapi tetap tidak bisa...
"Ba...ba...bagaimana ini? Kayaknya cakka dalam bahaya, gimana nih?" Obiet bertanya2 dalam hati...
Teriakan cakka semakin lama semakin lenyap dan obiet semakin khawatir dengan keadaan cakka...
Obiet mengumpulkan segenap keberaniannya, lalu dengan cepat menyingkirkan tangan 'wanita cantik' itu dari leher cakka...
"Cak! Lariii!" ajak Obiet sembari membantu cakka berdiri.
Lalu dengan segera cakka dan Obiet berlari keluar vila memasuki hutan yang gelap...
"Hah...hah...hah... Uhuk..." Nafas cakka mulai memburu.
"Kamu nggak apa2 cak?" tanya Obiet sambil mengusap punggung Cakka
"hah...hah... Nggak apa2 biet... Thanks ya buat yang tadi..."
"Iya, sama-sama... Kita... Istirahat di sini aja..." Saran obiet.
Mereka lalu beristirahat setelah memastikan semuanya 'aman'.
Keesokan harinya... Obiet bangun duluan, dia melihat ke arah pohon beringin... Dan betapa terkejutnya obiet melihat Abner terikat di pohon beringin itu.
"Cak... Cakka... Bangun..." Kata Obiet sambil mengguncang2kan tubuh Cakka. Dengan setengah hati, cakka membuka mata lalu menggosok2kan matanya.
"Ada apa sih biet? Pagi2 kok dah berisik"
"Cak, liat... Itu... Abner" kata Obiet menunjuk pohon beringin.
Cakka langsung melek melihat Abner.
Tanpa ba-bi-bu lagi, mereka berdua langsung berlari ke abner.
"Ner... Ner... Bangun" cakka menampar2 abner dengan pelan.
cakka dan Obiet menampar2 abner awalnya dengan pelan, tapi karena belum juga terbangun, mereka jadi keasyikan main tampar2 makin lama makin keras...
Akhirnya Abner sadar...
"Cakka? Obiet? Aku... Di mana? Kenapa aku terikat?" tanya Abner
"Kamu lagi di hutan belakang vila, kenapa kamu terikat? Yaa... Kami nggak tau" Jawab Obiet mengedikkan bahunya.
Lalu obiet dan cakka melepas ikatan abner.
"Thanks ya Cak, biet...Ehm... Yang lain mana?"
Cakka dan Obiet saling berpandangan lalu mengedikkan bahu mereka
"gak tau... Mereka semua hilang entah kemana" jawab Cakka agak lebay.
"Dari semalem mereka gak keliatan Ner... Kamu juga ngilang tau semalam... Kamu memangnya ngapain pas udah maen di pantai?" Tanya Obiet penasaran.
"Hmm... Aku nggak tau, seingat aku... Pas aku mau masuk vila, kayak ada orang yang manggil2 aku... Terus nggak tau kenapa, aku kayak ngikutin sumber bunyi itu... Terus, aku dibangunin ma kalian deh" Jelas abner
"Kalo gitu... Kita kembali ke vila aja, sapa tau aja, temen2 kita dah ada di sana..." Usul Cakka mantap.
"Jangan, Cak! Kamu nggak inget semalam? Kamu hampir MATI dicekik tau!" Obiet menolak keras usulan cakka
"hah? Mati Dicekik? Sapa yang nyekek?" tanya Abner begitu penasaran
"Ada... 'sesuatu' di vila itu Ner... Itu..." Belum selesai cakka melanjutkan kata2nya, ada suara teriakan.
"Di sana!" Tunjuk obiet di arah pantai barat.
Obiet dan Abner berlari ke sumber suara di pantai barat pulau. Tanpa mereka sadari, cakka tidak ikut berlari ke pantai barat, cakka berjalan dengan tatapan kosong ke arah vila!
Sementara itu, Obiet dan Abner telah sampai di pantai barat, dan mereka melihat Oik berusaha meminta pertolongan, dia tenggelam!
Obiet langsung membuka bajunya dan berenang ke arah oik, lalu dia memeluk oik dan membawanya ke tepi pantai, Abner membantu obiet membawa oik ke tepi pantai.
"Uhuk... Hah...hah...hah..." oik mengeluarkan air laut dari mulutnya.
"Kamu... Nggak apa2 Ik?" tanya Obiet.
Oik menggeleng lemah...
"Patton, Agni ma irsyad mana?" tanya Obiet lagi.
Oik menggeleng lagi tanda dia tak tau...
Obiet dan Abner membawa oik ke dalam hutan dan membaringkannya di atas rumput hijau.
"kamu... Mau minum Ik? Aku cariin Air kelapa ya?" Tawar Obiet.
Oik mengangguk lemah.
Obietpun pergi meninggalkan Abner dan Oik
"ner, jagain oik ya?"
Abner yang ditanyai begitu langsung mengangguk.
"Ner... Cakka mana?" Tanya Oik lemah
"Itu di sa....na" Abner menunjuk pohon beringin yang tidak ada siapa2 di situ
"Cakka hilang" Bisik Abner pada dirinya sendiri.


Apa yang terjadi dengan Cakka? Dan di mana Irsyad, Agni, Patton dan Rahmi?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar